Welcome to WordPress. This is your first post. Edit or delete it, then start writing!
Author: mediaantariksa
-
Suara Lirih Mahasiswa: Bangkit Melawan atau Mati Terkapar
Ditengah-tengah ramainya mahasiswa turun kembali ke jalan membawa beragam tuntutan, saya teringat apa yang disampaikan Murray N. Rothbard di buku Anatomy Of The State “The gretest danger to the state is independent intellectual critism” bahaya terbesar bagi negara adalah kritik intelektual yang independen. Tentu beliau juga menguraikan beberapa hal yang menjadi momok menakutkan bagi negara. Salah satunya penggulingan revolusioner oleh rakyatnya sendiri.
-
Epikuros Menjawab
Beberapa dari kita pernah merasakan yang namanya “bahagia”, tapi ada juga di antara kita yang merasa “tidak bahagia”. Kedua hal tersebut selalu timbul dikala, kita mendapatkan yang kita inginkan, dan pada saat sesuatu hal tidak berjalan sesuai dengan yang kita inginkan. Apakah kalian pernah merasa tidak bahagia? Lalu apa sih yang membuat kita tidak bahagia? Salah seorang filsuf dari Yunani kuno punya jawabannya untuk kita semua, siapakah dia?
-
Untuk Terhindar dari Tipu Daya Dunia
Akhir-akhir ini banyak pembahasan yang cukup menarik, dari kasus tembak menembak sampai ke perselisihan antara ilmu ghoib dan pesulap. Perselisihan ini menjadi menarik karena ada dua sudut pandang yang di suguhkan, ada yang menggunakan agama, dan ada yang memakai sudut pandang sains.
-
Plagiarisme Racun Kalangan Akademisi
Plagiarisme memang seperti sudah seperti racun bagi kalangan akademisi. Kemudahan yang ditawarkan plagiarisme ini cukup menggoda untuk meyelesaikan karya tulis, maupun tugas yang sangat menumpuk.
-
Dakwah Generasi Alpha
Generasi merupakan orang-orang yang lahir dan hidup dalam jangka waktu yang hampir bersamaan sehingga dianggap sebagai kolektif. Tiap generasi mempunyai pola hidup, proses pertumbuhan, serta karakteristiknya tersendiri. Dalam hal ini, generasi Alpha merupakan generasi yang lahir berbarengan dengan kemajuan teknonologi. Maka dari itu, media sosial menjadi cara berinteraksi yang dominan. Dari interaksi intensif mereka melalui media sosial, layaknya media sosial dijadikan media dakwah juga.
-
Pria Mesum dan Wanita Lugu
Pria paruh baya melamun di pojok bangku terminal dengan sebatang rokok di tangan kirinya. Ia tengah tersenyum memikirkan istri dan anaknya menyambutnya di rumah. Hal itu merupakan satu-satunya motivasi dirinya yang bekerja dari pagi hingga malam.
-
Pelangi Setelah Hujan
Mereka berbincang satu sama lain dengan memasang muka ceria penuh tawa terbahak-bahak. Bercanda seolah hidup begitu mudah dan menyenangkan tanpa sedikitpun beban. Tak ada yang berubah dengan mereka, masih tetap sama seperti kemarin, kemarin lusa, dan kemarin-kemarin yang sudah terlalu lama untuk diingat.
-
Sesederhana Itu
Matahari menyinari kamarku melalui jendela. Aku yang saat itu masih tertidur, terpaksa harus bangun karena cahayanya. Setelah mengusap kedua mataku, aku pun mengecek jam yang tertempel di lengan, waktu menunjukkan pukul delapan pagi. Sontak aku pun langsung kaget, Sial, aku harus segera bergegas.
Setelah mandi dan mencari baju yang cocok, aku pun langsung berangkat keluar rumah untuk bertemu temanku, ferry. Jarak rumah ke tempat kerja dia cukup jauh, sekitar sepuluh kilo meter. Sebelum berangkat, aku belanja gorengan dulu karena khawatir perut keroncongan di tengah jalan. Untung gorengannya masih ada di warung yang dekat rumahku, hanya beberapa langkah sudah sampai. Sambil menunggu mesin motor yang sedang dipanaskan, aku pun menyantap beberapa gorengan. Cukup untuk mengganjal perut. Lalu, aku pun bergegas pergi ke tempat kerja ferry.
-
Selamat Tidur Mata
Selamat datang malam yang sepi. Hai bulan. Hai bintang. Hai langit-langit gelap yang penuh doa dan harapan. Jangan lupa mengucap salam, mengucap selamat berjumpa lagi di kegelapan berikutnya kepada suara jangkrik yang mungkin sudah jarang kita dengar lagi sebab semak-semak belukar, sawah, ladang, dan taman hijau yang sering kita tafsirkan edem sudah menjelma beton dan aspal. Belum mengantukkah kau mata? Tak lelah melihat orang-orang silih berganti? Pak Udin si tukang bubur yang gerobaknya sekarang dipakai anaknya berjualan sate, berdiri menunggu setiap orang untuk duduk berjejer di bangku serupa mayat, memanaskan optimisme pada arang merah, tanggal yang merah, nilai rapot yang merah.
Cobalah pejamkan setiap kefanaan hari ini. Membuang argumen liar pada kehampaan, toh lamunan-lamunan itu hanya berujung kata kata ‘ah sudahlah, mungkin memang begini takdirnya’. Penyesalan karena tidak pernah menjenguk ibumu di kala luang, tidak meramunya dalam obrolan renyah atau bahkan sekedar menanyakan ‘sudah makan kah Bu? Apa kabar? Kabar apa disitu?’. Waktu begitu cepatnya berlalu. Tutup jendela. Kunci pintu kamar. Dan segera bersiaplah dalam ritual tidur yang macet tanpa celah. Tanpa cinta. Sendirian. O, jangan lupa pasang weker, pukul 4 tepat ya. Tak baik melagukan dengkur terlalu lama. Tak baik mengigaukan kefanaan. Begitulah akibatnya telinga, kau terlalu banyak mendengarkan album-album Iwan fals. Bongkar, ancur, antara aku kau dan bekas pacarmu, serdadu, Oemar Bakri. Ah, pandai sekali musisi meracik kesedihanku menjadi tambah garang dan berwarna. Sudahlah, masa depan menanti. Besok semoga tetap menjadi besok, meskipun kenyataannya akan selalu menjelma hari ini. Hari-hari yang sama. Sepatu penuh debu yang sama. Di jalanan-jalanan berisik dan macet yang sama.
Di teriknya siang hari yang sama. di rasa pahit kopi dan hembusan rokok yang sama. Ah, sial, padahal setiap hari semua hampir sama, tapi mengapa begitu tergesa-gesa sekali ya? Jadwal padat. Jadwal makan, jadwal tidur, jadwal kerja, jadwal pulang, bahkan jadwal untuk melamunmu. Ya meskipun kadang semua berantakan dan bertabrakan. O, jangan lupa, kau pun banyak janji! Janji lebih sering beribadah, janji untuk tidak kembali minum di kala sedih, janji untuk selalu pulang menemui ibu di akhir pekan, janji melamar kekasihmu tahun depan, janji untuk bisa hidup bahagia walau sesulit apapun. Ingat ya, kau seringnya lupa hal penting itu. Ah sudahlah, mata kau sudah mengantukkah? Terimakasih. Terimakasih untuk kesedihan dan kesenangan yang sudah Sudi berlabuh. Jangan karam ya. Selamat berlayar pada hati orang-orang tangguh. Selamat tidur, Mata.